Merah, kuning, dan hijau, itulah warna-warna yang ada pada lampu kemudian lintas. Kita mungkin telah sangat mengenal arti dari warna-warna tersebut, merah itu berhenti, kuning itu hati-hati, dan hijau itu artinya jalan. Tentu saja, karena hal mirip itu telah di ajarkan sedari kita kecil, bahkan aku telah mengajari adik saya wacana hal itu meskipun umurnya masih 4 tahun.
Meski kita sudah paham betul kepada warna lampu lalu lintas dan maksud di dalamnya, tetapi tahukah kita kenapa warnanya itu merah, kuning, dan hijau?. Kenapa lampu kemudian lintas tidak memakai warna yang yang lain, seperti ungu, biru, dan coklat?.
Ternyata, penyeleksian warna itu pun ada maksud dan tujuannya, warna merah, kuning, dan hijau di pilih sebagai warna dari lampu lalu lintas tidak asal-asalan loh. Tentu warna tersebut tidak di pilih dengan asal cap cip cup saja hehehe, namun di balik itu semua ada sejarahnya.
Pertama Kali Untuk Jalur Kereta
Siapa sangka, meski sekarang ini lampu lalu lintas sering di gunakan di jalan raya, ternyata pada awalnya lampu tersebut di gunakan di jalur kereta loh sob. Tepatnya pada tahun 1830, lampu lalu lintas di gunakan untuk pertama kalinya selaku penunjukuntuk para masinis kereta dan pada saat itu lampunya itu berwarna merah, hijau, dan putih. Merah untuk berhenti, hijau hati-hati, dan putih untuk jalan, yap berlainan dengan yang kini.
Warna merah sendiri di pilih karena warna merah dianggap sebagai pertanda ancaman. Maka dari itu warna merah dipilih sebagai warna untuk tanda berhenti. Hijau di gunakan sebab merupakan warna yang dianggap sejuk, maka dari itu warna hijau sebagai tanda hati-hati. Putih sendiri di pilih alasannya beliau merupakan warna yang berlawanan dari kedua warna lainnya, yap sangat simple.
Karena warna putih sukar terlihat oleh masinis dan jadinya mengakibatkan terjadinya kecelakaan antar kereta, akhirnya warna putih pun di ganti. Di ganti menjadi apa? Warna putih di ganti menjadi kuning, tetapi bukan lagi untuk tanda jalan, melainkan untuk hati-hati. Lalu warna hijau yang sebelumnya menjadi tanda untuk hati-hati di ubah menjadi tanda untuk jalan.
Tidak seperti warna putih sebelumnya, warna hijau di nilai lebih mempermudah masinis untuk melihatnya, baik di malam hari maupun di siang hari yang sedang terik dan silau sekalipun.
Mulai dipakai untuk Jalan Raya
Pertama kali lampu lalu lintas ini di kenalkan oleh seseorang yang bernama John Peake Knight dan mulai di gunakan di Inggris pada tahun 1868. Karena pada tahun itu sering terjadi kecelakaan dan kemacetan di jalan raya.
Sayangnya penggunaan lampu tersebut tidak berlangsung usang, alasannya adalah pada dikala itu terjadi suatu peristiwa meledaknya lampu kemudian lintas tersebut dan satu orang polisi terluka. Kenapa mampu meledak? Karena pada saat itu lampu kemudian lintas tidak memakai listrik, melainkan menggunakan gas. Karena dianggap berbahaya, karenanya lampu kemudian lintas pun vakum untuk beberapa tahun.
Seiring berjalannya waktu segala sesuatunya pun meningkat dan sehabis maraknya produksi kendaraan beroda empat pada tahun 1900-an lampu kemudian lintas pun kembali di gunakan. Meski begitu, saat itu lampu kemudian lintas cuma memakai dua warna adalah merah dan hijau, tetapi berbeda dengan yang sebelumnya memakai gas, pada tahun tersebut lampu lalu lintas telah memakai listrik.
Perubahan pun terus terjadi dan kesannya pada tahun 1920, lampu kemudian lintas untuk pertama kalinya memakai warna kuning, dari yang mulanya lampu kemudian lintas di jalan raya hanya merah dan hijau, kini menjadi merah, kuning dan hijau. Penggunaan lampu kemudian lintas dengan tiga warna itu pertama kali di kota Detroit, Amerika Serikat. Akhirnya, warna merah, kuning, dan hijau yang ada pada lampu kemudian lintas tersebut pun di gunakan sampai kini ini.
Itulah mengapa lampu kemudian lintas berwarna merah, kuning, dan hijau. Sekarang kita sudah tahu wacana alasan dibaliknya dan supaya kita tetap dapat menjadi orang yang selalu taat terhadap peraturan, termasuk taat terhadap lampu lalu lintas ini.
Terimakasih alasannya adalah telah membaca, biar berguna, dan sampai jumpa di goresan pena berikutnya.
Wassalamualaikum...
Terimakasih alasannya adalah telah membaca, biar berguna, dan sampai jumpa di goresan pena berikutnya.
Wassalamualaikum...
Comments
Post a Comment