Assalamualaikum...
Mengenang abad kecil. Sembari mendengar kokok ayam jago yang lantang dan duduk di depan pintu rumah menghirup udara yang segar, saya ingin mengingat masa kecil saya yang cukup menyenangkan lewat goresan pena ini. Masa-kurun dimana aku selalu bertualang dan ingin mengenali banyak sekali macam hal baru di dunia ini bareng teman-teman saya.
Berburu Emas-emasan
Masa kecil ialah kurun yang penuh riang bangga, bergotong-royong sebesar ini juga masih mampu seperti itu sih, tetapi akan terlihat abnormal saja jika aku teriak-teriak, lari kesana-kesini layaknya seorang anak kecil. Masa kecil saya cukup menawan, bahkan sangat menarik sob buktinya berbagai peristiwa yang masih terekam jelas di kepala saya.
Salah satunya yaitu aktivitas berburu emas-emasan.
Sobat tahu emas-emasan tidak? Serangga yang mempunyai bentuk tubuh bundar kecil dan warnanya condong kuning keemasan. Oleh sebab warnanya tersebut ya aku dan teman-sahabat saya menyebut serangga itu emas-emasan. Berikut ialah penampakannya.
![]() |
Sumber gambar : batam.tribunnews.com |
Apa di daerah sobat ada nama lain untuk menyebut serangga ini? Jika iya, tulis di komentar ya serangga ini namanya apa di kawasan teman.
Baca juga : Ingin Berhenti Mendaki Gunung.
Ya jadi dahulu aku sering banget berburu emas-emasan bersama teman-teman saya. Dulu tuh kawasan rumah aku masih banyak kebon, sawah, dan ilalangnya cukup tinggi. Bahkan sempat ada kabar bahwa ada ular besar yang berkeliaran di erat rumah tetangga aku waktu dahulu, ih serem jika inget dahulu mah.
Rumah aku pun sempat di kunjungi tamu tak di undang, tamunya yakni king cobra. Ya, sahabat tidak salah baca kok ular cobra atau ular sendok memang pernah masuk ke lingkungan rumah saya, walau cuma di halaman luar saja sih namun ya tetap saja ngeri. Ular cobra kan mempunyai mampu atau racun yang sungguh mematikan.
Oke balik lagi ke soal emas-emasan, ya jadi dulu aku sering banget berburu emas-emasan sob. Sebelum perburuan di mulai, aku dan sobat-teman senantiasa menyiapkan suatu plastik es atau plastik yang brand tomat itu lah dan nantinya akan dijadikan kawasan atau wadah untuk menampung si emas-emasan itu sob.
Setelah semua persiapan akhir, kami pun segera meluncur ke kebon yang berada di belakang rumah salah satu teman saya. Ilalangnya cukup tinggi dan lazimnya sih sesudah ini kulit kami akan terasa gatal-gatal. Tetapi hal mirip itu tidak akan menghentikan langkah kami untuk memulai perburuan.
Dari kejauhan si emas-emasan telah terlihat diatas daun yang aku sendiri tidak tahu itu apa nama pohonnya. Emas-emasan itu makannya daun sob, jadi jika ada daun bolong ya mungkin saja ada emas-emasannya. Tetapi mampu jadi malah ulat bulu yang hinggap di daun tersebut, hihhh merinding.
Mudahnya menangkap emas-emasan menciptakan saya dan sobat-sobat sangat suka untuk melaksanakan perburuan. Bahkan hampir saban hari loh. Padahal sih tujuannya juga tidak jelas dan ujung-ujungnya jikalau sudah bosan emas-emasan itu akan kami lepas kembali.
Rintangan
Ada suatu rintangan yang mesti kami lalui setiap ingin menangkap atau berburu emas-emasan ini. Rintangan tersebut adalah kehadirannya walang sangit. Walang sangit merupakan serangga yang berukuran cukup besar, berwarna hitam, dan mempunyai aroma yang sangat tidak yummy. Ya dinamakan sangit karena memang baunya sangit.
Rintangannya itu bukan alasannya adalah walang sangit akan mengkonsumsi emas-emasan yang ingin kita tangkap sob, melainkan kita harus bergerak dengan aman biar tidak menyenggol walang sangit itu. Kaprikornus sebelumnya aku sudah bilang kan bahwa emas-emasan suka ada diatas daun, nah si walang ini bertengger di batangnya sob. Tidak hanya satu, banyak sekali dan bahkan jumlahnya melebihi jumlah si emas-emasan.
Baca juga : Pluviophile sang Pengagum dan Penyuka Hujan.
Jika saya menyenggolnya akan ada dua hal yang aku mampu dari si walang sangit. Pertama yakni baunya, jikalau aku menyenggolnya dengan tangan ya baunya akan menempel di tangan Saya. Kedua, sehabis saya senggol lazimnya walang akan melekat di tangan atau baju aku, bisa juga mereka berterbangan mencari kawasan baru dan bertengger kembali disana.
Kalau sudah nempel ke baju atau terbang gitu saya pribadi merinding sob. Sumpah dah merinding geli banget gitu hehehe.
Oh ya sob menurut saya dan teman-sobat aku dulu, emas-emasan itu ada tiga macam. Yang pertama itu emas-emasan biasa yang mempunyai bintik hitam dan warnanya kuning. Lalu ada emas-emasan yang kita sebut dengan emas-emasan susu, ada bintik hitam seperti emas-emasan biasa hanya saja warnanya itu cenderung putih oleh alasannya adalah itu dinamakan emas-emasan susu.
Yang terakhir ada emas-emasan yang warnanya emas gitu. Tidak mempunyai bintik dan memang warnanya benar-benar emas sob dan tempurungnya agak berlainan dari kedua emas-emasan yang telah saya sebutkan sebelumnya. Emas-emasan ini mempunyai tempurung yang agak lancip di bab tengahnya.
Setelah emas-emasan di mampu, kami pun memasukkannya ke dalam plastik yang sebelumnya telah kami bawa. Biasanya kami pun juga memetik beberapa daun dan di masukkan ke dalam plastik tersebut untuk di makan oleh si emas-emasan.
Baca juga : Pengalaman Kehilangan Kunci Motor.
Baca juga : Pengalaman Kehilangan Kunci Motor.
Saya dan teman-sahabat mulai menunjukkan hasil buruannya masing-masing. Yang paling banyak mendapatkan emas-emasan susu, itu mempunyai arti beliau lah yang paling andal. Karena memang diantara ketiga emas-emasan yang sudah aku sebutkan tadi, emas-emasan susu lah yang keberadaannya paling langka alias jarang di temukan.
![]() |
Sumber gambar : pixabay.com |
Oh ya sob masih ada satu buah serangga lagi yang acap kali juga ikut kami tangkap jika dia hinggap bersama emas-emasan yang sedang kami buru. Saya tidak tahu itu serangga apa yang niscaya itu pun sungguh langka di peroleh dan ciri-cirinya itu mempunyai ukuran lebih kecil dari emas-emasan dan berwarna hijau berkilap.
Karena tidak tahu itu apa jadi ya kami menyebutnya itu emas-emasan juga dan memang sungguh-sungguh langka. Di tambah lagi ukurannya yang sungguh kecil dan berwarna hijau membuat serangga tersebut makin sukar di cari di dedaunan. Kalau ada diantara kami yang sukses mendapatkannya ya telah niscaya orang itu akan kami anggap ahli.
Dulu memang menggembirakan berburu emas-emasan di semak-semak dan kebon bersahabat rumah. Tapi sayangnya kini sudah tidak ada lagi kebon dan seluruhnya telah menjadi rumah, jadi ya telah tidak mampu mencari emas-emasan lagi deh.
Setidaknya aku sempat merasakan serunya berburu emas-emasan, namun sayangnya adik saya Faris dan Nabil tidak pernah mencicipi keseruan tersebut. Entah kemana perginya semua emas-emasan itu. Tidak mungkin ia pergi dan mendirikan suatu pohon gres untuk daerah tinggal mereka, agar saja mereka masih memiliki kawasan tinggal, meskipun kawasan tinggalnya sudah tidak sebanyak dan se hijau dulu.
Wassalamualaikum...
Comments
Post a Comment