Hujan Di Minggu Sore (Ceritaku)

Assalamualaikum...

Aku adalah si penyuka hujan, sudah berkali-kali saya mengatakannya tetapi tak pernah saya bosan untuk melakukan hal tersebut. Awal September ini langit senantiasa berwarna kelabu, semilir angin datang silih berganti berbarengan dengan datangnya awan hitam hujan di langit.




Sore itu, tepatnya di hari Minggu, hari kedua di bulan September ini. Aku mendapat kabar dari kekasihku bahwa bis yang sedang beliau tumpangi sudah hingga di perempatan lampu merah bersahabat BCP (Bekasi Cyber Park). Ia mengabarkanku tentang itu alasannya adalah sebelumya aku telah berjanji akan menjemputnya di Summarecon, kawasan beliau turun dari bis. Mengetahui hal tersebut, tanpa di beritahu dua kali, aku segera berkemas-kemas untuk menjemputnya, alasannya jarak antara perempatan dan kawasan saya akan menjemput itu tidak terlalu jauh (kalau naik kendaraan). 

Langit di sore itu mulai kelabu warnanya, kesiur angin pun agak kencang, siap menerbangkan debu dan pasir yang tergolek di jalanan. Aku pun melaksanakan persiapan untuk menenteng jas hujan, jika nanti di jalan tiba-datang turun hujan, tetapi sayangnya jas hujanku cuma satu buah. Kupacu sepeda motorku dengan kecepatan yang tidak mengecewakan dengan keinginan akan sampai tujuan sebelum hujan turun. Ternyata yang terjadi tidak cocok yang diperlukan, disaat saya hingga di pertigaan yang mengarah ke Summarecon, hujan telah turun lumayan deras tetapi tak ada sedikitpun cita-cita dari diriku untuk berhenti dan berteduh pada dikala itu.

Di bawah kucuran hujan yang kian deras, saya tetap memacu sepeda motorku tidak lebih pelan dari sebelumnya. Pada balasannya saya pun hingga di daerah tujuan, bisa dibilang saya sampai pada waktu yang tepat, alasannya aku lihat air hujan belum membuat bajunya terlalu basah. Tanpa membuang waktu lagi, dengan secepatnya saya menyerahkan jas hujan kepadanya yang sebelumnya aku simpan di bagasi motorku. Berhubung pada dikala itu beliau menggunakan bawahan rok, jadi kekasihku hanya memakai jas hujan bab atas dan sudah niscaya bawahan jas hujannya aku yang memakainya. Agak terlihat lucu memang, namun siapa yang hendak mengamati kita dibawah kucuran air dari awan yang sangat deras ketika itu. Motorku segera melesat menuju Kampung Irian, kawasan tinggal Kekasihku.

Ada insiden yang menurutku lucu dikala diatas motor pada waktu hujan deras tersebut. Ketika sampai di kawasan Duta, entah kenapa saya agak kehilangan keseimbangan kepada motorku dan itu menciptakan kami berdua sekaligus motor nyaris terjatuh, untung saja saya masih mampu menahannya. Mendengar teriakan refleks cemas darinya saya pun mengajukan pertanyaan sekedar menentukan bahwa ia tidak apa-apa. Dia menjawab bahwa dia cemas dan katanya beliau malas jikalau hingga jatuh dari motor, bahwasanya semua orang juga tidak ingin jatuh dari motor, sungguh lucu.

Alhamdulillah kami pun sampai dengan selamat. Ketika sampai di depan rumahnya, bapaknya keluar dan menyuruhku untuk secepatnya masuk dan meneduh apalagi dahulu. Aku hanya mengiyakan saja proposal darinya, tetapi bekerjsama aku agak ragu mengenang seluruh pakaianku telah basah kuyup sekarang ini. Tapi kekasihku sukses meyakinkan dan membujukku untuk masuk, ya kesannya saya berdasarkan saja karena beliau bilang "nggak apa-apa basah, lagian diluar masih deras banget hujannya.". Tetapi, ketika hingga di dalam beliau duduk di sampingku dan berkata "kalo kau pribadi pulang nanti aku kena omelan bapak saya tau.", rasanya jadi ingin ketawa dikala lihat dia berkata mirip itu. Kemudian aku menunggu hujan bersamanya dengan menonton youtube dan makan bakso bikinan bapaknya, ia pun berkomentar "baksonya kelembekan." kepada bakso bikinan bapaknya tersebut.

Waktu di layar handphone-ku menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh menit. Aku pun secepatnya pamit untuk pulang alasannya waktu yang nyaris maghrib, sempat disuruh tetap tinggal beberapa menit oleh kekasihku namun aku tetap ingin pulang. Dan hasilnya saya pun pulang dengan diiringi lambaian tangan darinya di tengah hujan yang belum ada tanda-tanda ingin berhenti turun.


Hujan tidak hanya membuat genangan, namun hujan juga melahirkan sebuah ingatan. Sebuah ingatan baru di awal suatu korelasi saya dengannya yang gres saja terbentuk. Bersama hujan di Minggu sore itu saya ingin terus bersamamu bukan hanya sekarang, esok, dan lusa, tetapi aku ingin terus bersamamu hingga waktu yang sungguh usang.

Wassalamualaikum...

Sumber https://porslinsamatoren.blogspot.com

Comments