Sosial Media Mempunyai Dampak Pada Kesehatan Mental


Coba kau bayangkan hidupmu tanpa sosial media. Pastinya hidup akan menjemukan kau tidak tahu sobat-sobat lagi ngapain, kau juga tidak tahu info modern diuar sana. Media sosial telah menjadi bab dari pola hidup masyarakat dikala ini. Bahkan sebagian orang merasa harus senantiasa mengunggah kesehariannya melalui media sosial.





Baca Juga: 5 Dampak Buruk dari Kecanduan Bermain Gadget





Kayaknya nggak ada ya orang yang tahan hidup tanpa sosial media terlebih ketika kini mengharuskan orang semuanya harus punya handpone, entah itu untuk kuliah online sekolah online ataupun untuk komunikasi karena jarak yang memisahkan. Karena kita butuh sosial media untuk menunjang hidup dan karir kita.





Media sosial memang bisa menghubungkan kita dengan siapapun dan dari manapun, serta mampu menghalau kebosanan. Tapi, media sosial juga mampu menjadi pemicu stress. Lalu, apakah itu berarti media sosial berbahaya bagi kesehatan mental?





Baca Juga: 3 Cara Menghentikan Kebiasaan Buruk





Psikolog klinik, Scott Bea, PsyD mengatakan, salah satu fitur menarik pada media umum adalah bagaimana orang-orang bisa menunjukkan umpan balik faktual kepada kita, lewat tombol “like”, kolom komentar atau fitur membagi unggahan.





Meski begitu, media sosial juga memiliki sisi gelap. Setidaknya ada efek negatif media sosial terhadap kesehatan mental, jikalau kita terlampau banyak mengaksesnya.






1. Merasa Harga Diri Berkurang





Di media umum, orang-orang condong memperlihatkan segi terbaik dirinya atau kehidupannya. Kecenderungan ini menunjukkan citra yang tidak kongkret terhadap kehidupan bekerjsama dan membuat sebagian orang merasa hidup mereka tidak begitu baik. Dari waktu ke waktu, membandingkan diri sendiri dengan hidup orang lain secara terus-menerus bisa membuat seseorang merasa harga dirinya menyusut.





Ketika kau membuka sosmed otomatis kau akan membandingkan diri kau dengan orang lain. Misalnya nih kamu buka instagram ada sobat kamu posting foto lagi diluar negeri alasannya adalah mengikuti perlombabaan dari kampus kamu, nah kau merasa minder nih kenapa kamu tidak mampu seperti itu. Kalau orang terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, orang itu akan lebih rentan merasa iri, bersalah dan menjadi penuh penyesalan. Dan akan lebih beresiko tidak puas dengan kehidupannya.





2. Gangguan Tidur





Para peneliti dari University of Pittsburg mempelajari perilaku bermedia sosial dari 1.700 orang dewasa berusia 19 sampai 32 tahun. Mereka mendapatkan, bahwa partisipan yang memakai media umum lebih sering mempunyai risiko sulit tidur tiga kali lebih besar ketimbang yang lainnya.  Kurang tidur mampu menimbulkan banyak persoalan, seperti pengambilan keputusan yang tidak bijak, kecemasan, tertekan, dan menurunnya kualitas kesehatan secara biasa .





3. Menimbulkan Rasa Cemburu





Ketika salah satu sahabat kita di media umum mengunggah foto liburan yang menggembirakan, kerap kali kita merasa sedikit cemburu atau iri dengan keadaan tersebut. Perasaan ini mampu beraneka ragam, mulai dari amarah hingga penghinaan, kadang-kadang juga mengakibatkan menurunnya yakin diri dan harga diri. Kita mungkin merasa hidup kita tidak pantas dibandingkan, namun camkan bahwa apa yang kita lihat cuma segi baik dari orang tersebut. Sebab, setiap orang condong akan menghindari mengunggah hal-hal jelek terkait hidup mereka di media sosial.





Nah gimana sih caranya biar social comparison yang kita kerjakan nggak jadi berpengaruh se-negatif itu? Berikut tips nya.





1. Self Knowledge Adalah Suatu Keharusan





Kalau kamu nggak percaya dengan diri kamu dan kau juga nggak kenal siapa diri kamu, nah kamu perlu mengenal diri kau terebih dulu. Ketika kamu tau diri kau, kamu tau apa yang memotivasi kamu, kamu tau kapan kau berfungsi paling maksimal harusnya kau tau apa yang terbaik untuk diri kamu.





2. Kenali Perasaan Kamu





Kalau mood kau lagi buruk dan lagi down minimalkan buka media sosial, bahkan jangan buka media umum. Ada juga nih orang jikalau lagi bete lagi down mereka uninstall instagram, youtube dll. Ini adalah hal yang keren alasannya adalah lebih mengutamakan kesehatan mental diri sendiri dari pada takut tertinggal pemberitaan atau musim. Kenapa kamu harus mikir juga kayak gini? Ketika kau lagi down kamu akan relatif berpikir negatif, mulai lagi membandingkan diri kau dengan orang lain dan akan membuat kamu kian sedih.





3. Sadari Social Media Is A State





Maksudnya gimana nih? Orang yang telah biasa dengan sosial media contohnya selebgram, mereka akan bawa personalnya yang paling kece, styles paling manis demi terlihat sempurna. Tapi apakah hidup mereka asli nya selalu kayak gitu? Tidak. Ingat senantiasa pasti setiap orang itu berbeda dalam kehidupan mereka, apa yang mereka tampilkan di media umum kadang berbeda jauh dengan kehidupan nyata sehari-hari.





4. Setip Orang Memiliki Waktunya Masing-Masing





Ingat bahwa setiap orang memiliki waktu mereka masing-masing, jadi fokuslah untuk mengembangkan diri sendiri, alasannya adalah intinya membandingkan diri kamu dengan orang lain malah menghakimi diri kau sendiri dan itu tidak adil buat kamu. ingatlah orang yang kau bandingkan dengan diri kamu itu hidup dan dibesarkan dilingkungan yang berbeda, punya talenta dan kemampuan yang berlainan, dan punya kesempatan yang berbeda juga. Jadi berhentilah membandingkan kesuksesan kamu dengan orang lain.





Salah satu yang mampu bikin kau meningkat dan berproses ialah seorang mentor. Kamu kenali apa masalahmu dan carilah mentor yang kompeten dibidangnya. Karena sejujurnya minder itu tidak yummy. Apapun yang kau kerjakan rasanya tidak berarti. Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain dan atasi problem mu sedini mungkin semoga kata minder muncul jadi percaya diri.





Jika kamu merasa imbas negatif penggunaan media umum lebih besar dibandingkan dengan imbas konkret yang kamu dapat atau merasa tidak mampu membatasinya, berhenti mengakses media sosial mungkin ialah cara terbaik.



Sumber yl.com

Comments